Responsenya pun kurang lebih sama, saling memaafkan dan mendoakan segala kebaikan di bulan suci Ramadhan. Suddenly, ada satu BBM yang buat gw cukup trenyuh, isinya kayak gini:
“Sama – sama ya Ris, mohon maaf atas segala kesalahan juga. Wah ini puasa terakhir sebelum menjadi ibu Belm donk ya”Hmmm.. kata – katanya itu buat gw bergetar gimanah gitu. Well selintas memori, seumur hidup gw ini melewati bulan Ramadhan bareng keluarga, Papa, Mama, dan adek - adek. Bukannya gw manja atau pengen menye – menye. But it is so hard to realize. I’m getting married in next three month (even less) and uhhhmm tahun depan, di bulan Ramadhan, aku nda bareng mereka lagi, tp bareng my hubby.
Yang biasanya gw bangun tidur, makan sahur, tinggal mam aja, karena makanan udah tersedia di atas meja makan. Buka puasa, kolak, es buah dan makanan lainnya juga sudah tersedia, tinggal hap.. And it will be over next year. Nda boleh malas – malasan lagi, karena ada hubby yang harus diurusin, harus bangun lebih pagi untuk nyiapin sahur, siapin buat buka puasa, and many more.
A dramatic change of life style. Am I ready? Tough question..and I even don’t know the answer. But the good thing, change is unavoidable, something that will come for sure. And my time to change (yes a very significant one) will come in a near future, 3 months ahead. And I am still confident that this is one of my best decisions to step further, to the next level of life. Untuk menyempurnakan sebagian dari agama kita. Untuk membina sebuah keluarga sakinah mawaddah warohmah dan membesarkan anak – anak yang soleh dan solehah. A good deal isn’t it? How can I say no to this kind of change… ^^
No comments:
Post a Comment