Tadi pagi dia nanyain: " kok belum ada lanjutan ceritanya, katanya mau dipublish hari ini...?"
hehehe...penasaran juga ternyata.. so here we go, and this time, again from Saski's version:
****
Saat pelayaran bahasa Inggris, Rakha maju ke depan, meminta izin kepada Ibu Ayana untuk membaca puisi. Ibu Ayana mengangguk pertanda setuju. Kemudian dia berdiri ke tengah dan mengucapkan sesuatu.
“ Guys, I want to read my poem, dedicated to the girl that I love the most in this class”
Semua terdiam dan memandangnya.
“Sas, memang kita disuruh bikin puisi dan bacain di depan ya?” Sisy bertanya kepada Saski.
”Kayaknya engga tuh” Jawab Saski singkat.
” I See...” Rakha memulai puisinya
” I see your beautiful smile, I see when you walk, I see when you laugh....” Rakha terus melanjutkan dengan suasana kelas terdiam kebingungan.
“Sas, Rakha kok melihat ke arah sini terus ya?” tanya Sisy lagi
”Mungkin puisinya ditujukan buat loe kali Sy” bisik Sasky sambil tertawa pelan. Sisy pun hanya membalasnya dengan tersenyum bimbang.
”...I like the way you smile, I feel I’m in love with you..thank you” Rakha menutup puisinya dengan tepukan riuh dari anak – anak sekelas.
“Rakha, thank you so much, a very beautiful poem.” Puji Ibu Ayana.
“ May I know who is the lucky girl?” lanjutnya
Rakha hanya tersenyum, dan entah kenapa Saski merasa Rakha menatap ke arahnya.
Bel makan siang berbunyi, Saski pun beranjak bersama Sisy, Dinka & Ladya untuk pergi ke kantin. Tidak beberapa lama, Saski pun jalan kembali ke kelas, saat berpapasan dengan Melly dan Vani, mereka tersenyum dan mengucapkan selamat pada Saski.
”Sas, selamat yaa.....”
Saski terbengong, ” kenapa sih mereka” pikirnya.
Ketika melanjutkan langkahnya, Saski kembali berpapasan dengan Anne & Maya dan kembali mereka mengucapkan kata – kata yang aneh.
” Cieee Saski...hehehehe”
Saski semakin heran dan mempercepat langkahnya, setibanya di kelas, Saski menemukan tasnya terbuka. Dilihatnya Belm di dekatnya yang baru juga datang dari kantin.
”Belm, siapa ya yang buka tas gw?” tanya Saski
”Wah gw gak tau Sas, gw baru datang juga” jawab Belm singkat.
Hmmm..semakin aneh, akhirnya Saski melihat ke dalam tasnya untuk memeriksa barang – barangnya. Tidak ada yang hilang, Cuma ada yang aneh.. Ada sebuah amplop dan CD yang tidak pernah Saski bawa.
“ Ada yang hilang Sas?” tanya Belm.
“Ooh enggak” Saski cepat – cepat menyembunyikan CD dan amplop itu kembali di dalam tasnya dan duduk di bangkunya.
Pikirannya tidak tenang, “dari siapa ya CD dan amplop itu, apa pula isi amplopnya” Begitu banyak pertanyaan melayang di pikirannya, namun tak dihiraukan karena pelajaran Kimia sedang berlangsung.
Bel istirahat kedua kembali berbunyi. Saski menyelesaikan tugas & merapihkan buku – buku yang berserakan di meja. Tiba – tiba Rakha sudah berada di sebelahnya.
“ Sas, boleh gw tau jawabannya?”
Saski kebingungan. “ Jawaban apa ya?”
“Loe belum terima surat & cd dari gw??” tanya Rakha lagi.
Satu pertanyaan dari benak Saski terjawab sudah. Ternyata amplop & CD itu adalah pemberian dari Rakha.
“ Rakha, sorry.. gw belum sempet baca” jawab Saski.
“ uuhmm OK, loe boleh baca dulu kok, kalau loe udah bisa jawab sepulang sekolah, tolong kasih tau gw” Rakha pun seketika pergi meninggalkan Saski yang kebingungan.
Saski terdiam sejenak dan perlahan mengambil amplop di dalam tasnya. Dibukanya amplop itu dengan hati – hati. Di dalamnya ada dua lembar, lembar pertama sebuah surat dan yang kedua adalah puisi, ya puisi yang tadi di bacakan Rakha di depan kelas. Saski pun mulai membaca lembar pertama.
Dear Saski,
3 bulan lalu yang lalu, gw pertama kali kenal loe di kelas ini. Dari awal gw tau loe itu anak yang baik, ramah dan perhatian. Loe masih ingat saat Sisy ga masuk,dan gw duduk di sebelah loe. Gw cerita soal cinta masa SMP gw yang gagal, dan loe menanggapinya dengan positif. Gw suka banget curhat sama loe, gw suka lihat loe tertawa dan gw suka lihat senyuman loe. From that moment, I knew that I crush on you. Puisi ‘I see’ gw ciptakan khusus untuk loe, dan gw kumpulkan juga musik – musik kesukaan loe di CD yang gw berikan bersamaan dengan surat ini.
Will you be my girlfriend Sas?
Au revoir,
Rakha
Saski terkejut dan dia hanya bisa terdiam. Dia tak bisa berpikir. Yang ada dalam kepalanya hanya sebuah pertanyaan. ” Kenapa Rakha bisa berpikir kalau dia menyukai gw? Toh gw sama dia juga gak dekat – dekat banget, ngomong juga jarang”
“ Sas..” sebuah panggilan membuyarkan lamunannya.
” Loe kenapa?” tanya Belm.
” Eh, belm....gak kok..gak apa – apa.” cepat – cepat Saski menyembunyikan surat itu.
” Loe udah istirahat?” tanya Saski ke Belm.
” Udah..loe belum?”
”Uuhhm..gw lagi gak pengen istirahat...hehehe” Saski menyesali jawabannya, yah jawaban yang aneh dan nyaris membuat Belm bingung.
Bel kembali berbunyi, dan Saski melihat Rakha memasuki kelas sambil menatapnya. Saski pun mengalihkan pandangannya. Dia bingung dan tak tau harus berbuat apa.
Pikirannya semakin kacau. Kata – kata Pak Martua, guru pelajaran PPKN, hampir tidak terdengar olehnya. Konsentrasinya buyar.
” Jawaban apa yang harus gw kasih ke Rakha” pikirnya.
Bunyi bel tanda pelajaran telah selesai, membuat detak jantung Saski serasa terhenti. Saski pun bergegas keluar kelas.
” Sas..” panggilan Rakha membuat langkahnya berhenti.
Saski hanya terdiam. Dan dalam sekejap, Rakha sudah berada di hadapannya.
“ Sas, udah baca suratnya?” tanya Rakha. Saski hanya mengangguk pelan.
“Boleh gw tau jawabannya?” Lanjut Rakha.
“ Uuhhmm…” Saski semakin kebingungan. Pikirannya kacau.
Dilihatnya sekeliling, ada Belm dan Adhi yang melihatnya dan Rakha dengan penuh tanda tanya. Juga Vani, Melly, Anne dan Maya dengan wajah harap – harap cemas.
Saski kemudian memberanikan dirinya.
“ Rakha…gw bukannya gak suka” kata Saski pelan.
” tapi gw belum terlalu kenal sama loe..” lanjutnya
Rakha pun menjawab cepat ” Sas, kita bisa saling mengenal lebih dekat, asal loe terima gw”
”Bukan itu Rakha, tapi gw gak ada perasaan sama loe”
Rakha mengernyitkan dahinya. Dia seperti belum menerima jawaban Saski.
”uuuhhmm..eehhhm..gw gak ada perasaan sama loe, karena gw suka cowo lain” ujar Saski lantang, berharap jawabannya akan membuat Rakha sadar.
”Loe yakin Sas?”
Saski hanya mengangguk.
” Siapa sas, cowo itu?”
Saski terdiam.
” gw boleh tahu siapa cowo itu, please” tekan Rakha
”gw pengen tahu Sas, karena gw pengen tau cowo itu seperti apa” lanjutnya.
Saski masih terdiam.
”Saski, gw menerima jawaban loe yang menolak gw, asal gw boleh tahu siapa cowo yang loe suka” Rakha kembali menegaskan perkataanya yang semakin membuat Saski kebingungan.
”Sas...”
”Saski..!!”
”Ok..ok Rakha...gw akan kasih tahu”
”Cowok itu...uuhhm ehhmm...” Saski semakin bingung, dia melihat sekeliling, dan di lihatnya seorang cowo yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua.
”Cowo itu Pandu..”
” Yah.. gw suka sama Pandu” Ulang Saski
” Pandu yang suka tidur di kelas??”
” Pandu yang sering bolos??” Suara Rakha semakin meninggi.
”Sas, yang bener aja?”
” Iyah beneran kok..gw suka sama Pandu” Jawab Saski berkelit.
”Dia itu lucu dan selalu bisa buat gw tertawa”
”Dia baik dan perhatian juga”
” Walaupun suka aneh tapi dia diam – diam pintar” tambah Saski
”dia jugaaa....”
”Ok ok..cukup...” Rakha langsung memotong sebelum Saski menyelesaikan perkataannya.
”Gw percaya...”
“Sorry gw sempet kasar, dan gw berdoa semoga loe bisa cocok sama Pandu, gw menghargai jawaban loe Sas” Rakha tersenyum.
Saski pun balas tersenyum “ Sorry ya Rakha, kita tetap temen ya..”
Rakha mengangguk, dan mereka berdua pun bersalaman.
Saski menghela nafas, dia sadar dia telah membuat suatu kesalahan untuk tidak menyakiti hati Rakha. Sebuah Kebohongan. Kebohongan yang tanpa di sadari akan menambah rumit hidupnya di kemudian hari.
To be continued
No comments:
Post a Comment